Meskipun
ibadah yang disyariatkan ajaran Islam memiliki tata cara dan pelaksanaan
berbeda-beda, tapi sasaran dan tujuannya sama, yaitu agar kita menjadi hamba
Allah SWT yang memiliki akhlakul karimah yang mampu menjadi khalifah-Nya di
muka bumi, atau dengan kata lain dalam rangka menjaga hubngan yang baik dengan
Sang Khaliq “ hablum-minalloh “ yang berwujud taqarrub atau kedekatan dengan
Alloh swt, dan mampu memberikan kebaikan
bagi kehidupan umat manusia secara menyeluruh dalam kerangka menjaga “
hablum-minannas “ hubungan yang baik dengan makhluk yang berwujud kepedulian
dan mau berbagi dalam kerangka “ idkholus-surur “ memunculkan rasa senang
antara sesama.
Ramadhan, yang
setiap tahun dihadirkan Alloh kedalam kehidupan muslim memiliki dua orientasi
sekaligus dalam mengisinya dengan amaliyah ibadah, sebagaimana diamanatkan
Alloh di dalam al-Qur’an, yang disebutkan di beberapa ayat al-Qur’an,
diantaranya Q.S. al-‘Ahr : 3,yang artinya :” Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan” dan Q.S. at-Tiin : 6.artinya : “kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang
tidak ada putus-putusnya.” yakni orientasi ukhrowi dan duniawi,
Orientasi ukhrowi atau akherat manifestasinya berupa amaliyah ibadah mahdloh,
yakni puasa wajib Ramadhan yang efek utamanya menciptakan kedekatan dengan Sang
Kholiq atau dengan istilah taqorrub, karena konsep takut kepada Alloh berbeda
dengan takut kepada makhluk, di mana wujud takut kepada Alloh justru mendekat
kepadaNya untuk berlindung, sesuai dengan hadits qudsi, Alloh berfirman : Aku menyesuaikan diri
dengan sangka hamba-Ku terhadap Ku. Dan Aku bersamanya ketika ia mengingat Ku.
Apabila ia mengingat-Ku dalam hatinya, Ku ingat dia dalam hati-Ku." Dan efek kedekatan itupun juga berbeda yakni
sebagaimana firman Alloh dalam hadits Qudsi : "Kalau dia mengingat-Ku dan
menyebut-nyebut Ku di depan umum, maka Ku ingat dan Ku sebut-sebut dia di
khalayak yang lebih baik. Siapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat
kepadanya sehasta. Dan siapa yang mendekat sehasta, Aku akan mendekat kepadanya
sedepa, dan siapa yang datang kepada Ku dengan berjalan, Aku datang
menyambutnya dengan berlari,"
Dan yang kedua
adalah orientasi duniawi yang berupa ibadah ghoiru mahdloh atau ibadah social
yang berkaitan dengan hak sesame manusia atau makhluk , ibadah ini di dalam
Ramadhan berupa shodaqah, saling bermaafan dan segala hal yang berorientasi
pada “ id-kholus-surur “ atau membuat hati senang. Sebagai upaya menciptakan
kedamaian diantara makhluk sehingga hidupnya di dunia menjadi nyaman dan
kerasan.
Sungguh
Ramadhan merupakan sarana yang baik dan efektif dalam menciptakan dualisme rasa
aman dan damai, dengan membangun hubungan yang baik dengan Alloh Sang Kholiq
dan dengan sesama makhluk hidup khususnya manusia, yakni hablum-minalloh
dan hablum minan-naas. Artinya Ramadhan bisa menjadi media yang efektif
untuk mendekatkan diri kepada Alloh dengan melaksanakan ibadah puasa dan tertib
menjalankan kewajiban selama di bulan yang penuh berkah itu sehingga seorang
muslim akan mendapatkan rasa damai dan aman karena selalu mendekat kepada Sang
Pemilik kehidupan. Di sisi lain, Ramadhan menjadi sarana yang efektif untuk
berbagi kepada sesame manusia dengan memaksimalkan infaq shodaqoh serta amalan
kebaikan selama bulan Ramadhan, sehingga muncul rasa damai dan penuh cinta
kasih kepada sesame manusia.
Sinergitas
antara iman dan amal sholeh tampak terbuka lebar selama Ramadhan, yang dapat
mencegah manusia muslim dari kerugian hidup, karena rasa iman yang kokoh
membuatnya yakin bahwa perintah Alloh pasti mengandung hikmah yang sangat
besar, sehingga ia jalankan penuh iman dan penuh harap atas ampunan Alloh, dan
itu yang membuat dirinya merasa telah dekat ( qorib ) dari sisi ruhaniyah
dengan Sang Penguasa dunia akherat, Alloh swt. sehingga memunculkan rasa aman,
damai dan penuh harap atas ridlo-Nya.
Selain itu,
kesempatan untuk beramal sholeh juga terbuka lebar, seperti berbagi makanan
untuk berbuka atau sahur, juga berbagi dengan dhuafa’, para fakir dan miskin
agar ikut merasakan nikmatnya berbuka, dan amal sholeh lainnya yang masih amat
banyak ragamnya.
Pada akhirnya,
marilah kita berdoa, semoga kita dimampukan Alloh untuk menjadikan Ramadhan
sebagai media bertaqarrub dan sarana berbagi dengan sesama manusia, dan puasa
kita dapat mencapai tujuan hakiki, sebagai pribadi muttaqin, aamiin.
0 Komentar