MENGAPA KITA HARUS
MENCINTAI RASULULLOH SAW
الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا
هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى سيّدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيّدنا مُحَمَّدٍ, أَمّا بَعْد
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قُلْ
إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Senyampang masih berada di bulan mulia, bulan Rai’ul Awal
1441 H, saya Mengawali khutbah
Jum’at ini, dengan mengajak diri saya dan jamaah
sekalian, marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah,
serta Memperbanyak shalawat kepada Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Taqwa
merupakan perintah dan wasiat Allah kepada seluruh hamba-Nyaa. Taqwa juga
merupakan bekal terbaik bahkan satu-satunya bekal ketika seorang hamba
menghadap kepada Allah Ta’ala. Taqwa yang akan mengantarkan seorang hamba pada
kemuliaan di dunia dan di akhirat. Karena orang paling mulia di sisi Allah
adalah yang paling bertaqwa. Rasululloh SAW, juga mengatakan, amalan yang paling banyak memasukan manusia ke
surga adalah taqwa pada-Nya.
Sidang Jumuah Rahimakumulloh
Di bulan Rabiul Awal ini, Rasululloh dilahirkan, juga
melakukan hijrah ke Yastrib yang sekarang dikenal dengan kota Madinah, dan di
bulan ini pula Beliau wafat. Sedemikian istimewanya bulan ini memang rasional
dan sangat berasalan, sebab Baginda Rasululloh diutus Alloh untuk
menyempurnakan akhlak, baik akhlak kepada Alloh Sang Kholik, akhlak kepada
sesama manusia, maupun akhlak kepada makhluk Alloh, agar dapat menjadi penerang
hati dan jiwa, sehingga kita dapat merasakan nikmat dan bahagianya hidup,
lantaran memiliki hati dan jiwa yang terang, dan ini adalah jasa seorang
Rasululloh SAW kepada kita semua, bahkan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Karena itulah, sepatutnyalah kita berterima kasih dan
mencintai beliau. Kenapa kita harus mencintai Rasululloh ?
Mencintai seseorang itu karena 2 alasan :
Pertama, berkaitan
dengan dzat orang yang dicintai
Semakin sempurna
orang yang dicintai, maka di situlah tempat tumbuhnya kecintaan. Sedangkan
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam adalah manusia yang
paling luar biasa dan sempurna dalam akhlaq, kepribadian, sifat dan dzatnya.
Di antara sifat
beliau adalah begitu perhatian pada umatnya, begitu lembut dan kasih sayang
pada mereka. Sebagaimana Allah mensifati beliau dalam firman-Nya,
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ
عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ
رَحِيمٌ
”Sungguh telah
datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At Taubah:
128)
Kedua, berkaitan
dengan faedah yang akan diperoleh
Yakni buah yang akan dapat kita petik dan rasakan, jika kita Mencintai
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Sungguh, Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam tidak butuh pada kecintaan kita padanya. Dengan
adanya kecintaan ini, tidak akan menambah kedudukannya yang mulia dan tidak
adanya kecintaan ini pula, tidak akan mengurangi kemuliaan beliau. Karena
beliau adalah orang yang paling dicintai di sisi Allah Ta’ala.
Barang siapa yang
mengikuti beliau shallallahu ’alaihi wa sallam (ittiba’),
maka Allah akan mencintai dan mengampuni dosa-dosanya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ
فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
”Katakanlah:
“Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Ali Imran: 31)
Tidak bisa diambil
faedah dari kecintaan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam kecuali
bagi siapa yang mencintai beliau. Orang yang demikianlah yang akan mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Penjabaran dari
faedah di atas dapat dilihat dalam pembahasan berikut ini.
# Mencintai
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam merupakan sebab mendapatkan
manisnya iman
Allah menjadikan
sebab-sebab untuk mendapatkan manisnya iman. Di antara sebab tersebut adalah
mencintai Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melebihi seluruh
makhluk.
Telah diriwayatkan
dari Imam Bukhari dan Muslim dari Anas –radhiyallahu ’anhu- ,
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
ثَلَاثٌ
مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ
إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ
يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Tiga perkara
yang membuat seseorang akan mendapatkan manisnya iman yaitu : Allah dan
Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya, dia mencintai saudaranya,
tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan dia benci kembali pada
kekufuran sebagaimana dia benci dilemparkan dalam api.”
Dan yang dimaksudkan
dengan
(حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ) -sebagaimana disebutkan para ulama rahimahumullah–
adalah merasakan kelezatan melakukan ketaatan, bersabar dan merasa nikmat dalam
beragama, dan yang demikian juga berpengaruh pada perihal keduniaan.
# Mencintai
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam akan menjadikan seseorang
bersama beliau di akhirat
Diriwayatkan dari
Imam Muslim, Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu– berkata: “Datang
seorang laki-laki pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian
bertanya: “Kapan hari kiamat datang?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bertanya:”Apa yang engkau persiapkan untuk hari kiamat?” Dia
menjawab,”Cinta Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata,”Engkau akan bersama orang yang engkau
cintai.”
Anas –radhiyallahu
‘anhu– berkata: Tidaklah kami sangat bergembira setelah nikmat Islam
kecuali setelah mendengar sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ”Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.”
Anas –radhiyallahu
‘anhu– berkata:”Maka sungguh aku mencintai Allah, Rasul-Nya, Abu Bakar, dan
Umar –radhiyallahu ‘anhuma-. Dan saya berharap bisa bersama mereka,
walaupun amalanku tidaklah seperti mereka.”
Renungkanlah begitu
agung dan mulianya balasan bagi orang yang mencintai Nabi yang mulia –shallallahu
‘alaihi wa sallam-.[1]
# Mencintai
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam akan memperoleh
kesempurnaan iman
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ
وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Seseorang
tidaklah beriman (dengan sempurna, peny) hingga aku lebih dicintainya dari anak
dan orang tuanya serta manusia seluruhnya.”[2]
Kesempurnaan iman
ini hanya akan diperoleh dengan mentaati dan tunduk patuh, tanpa ada keraguan
sedikitpun.
فَلَا
وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ
لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Tuhanmu,
mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim
terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam
hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An Nisa’: 65)
#
Mencintai Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam merupakan bagian
dari dzikrullah yang akan membuahkan hilangnya kesedihan,
perbaikan keadaan, dan ampunan dosa.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ
آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآَمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ
بَالَهُمْ
“Dan orang-orang
mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada
Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan
kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.” (Muhammad: 2)
Dengan dua alasan
ini –yang berkaitan dengan sifat dan faedah dari mencintai beliau yang disebutkan
di atas- tidak ada alasan bagi siapa pun untuk tidak mencintai
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pada akhirnya, marilah kita berdoa, memohon kepada Alloh, mudah-mudah hati
dan jiwa kita dicurahi rasa cinta yang baik dan sempurna kepada Rasululloh, dan
semoga kita dimasukkan Alloh menjadi ummat beliau yang kelak mendapatkan
syafa’ah
Aamiin yaa Mujiibas-saa-iliin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعْنِي
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيآتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي
هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ
مِنْ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ عَلَى
تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا مَزِيْد
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيّدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيّدنا
مُحَمَّدٍ, أَمّا بَعْد
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيّدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيّدنا
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ
المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ
ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ
الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ
يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ
الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ وَاحْمِ حَوْزَةَ
الدِّيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ . اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا
وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةِ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وُلَايَتَنَا فِيْمَنْ
خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ . اَللَّهُمَّ
وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ وَأَعِنْهُ عَلَى الْبِرِّ
وَالتَقْوَى ، وَسَدِدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ يَا ذَا الْجَلَالِ
وَالإِكْرَامِ . اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ
لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ محمد صلى الله عليه وسلم .
اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ آتِ نُفُوْسَنَا
تَقْوَاهَا زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا
وَمَوْلَاهَا. اَللَّهُمَّ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى
وَالعَفَةَ وَالغِنَى. . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُبَنَا كُلَّهُ دِقَّهُ
وَجِلَّهُ ؛ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ ، سِرَّهُ وَعَلَنَهُ . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
ذُنُوْبَ المُذْنِبِيْنَ مِنَ المُسْلِمِيْنَ وَتُبْ عَلَى التَّائِبِيْنَ
وَاكْتُبْ الصِحَّةَ وَالعَافِيَةَ وَالسَّلَامَةَ لِعُمُوْمِ المُسْلِمِيْنَ .
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ
.
0 Komentar