اَلْحَمَدُ ِللهِ الَّذِي بَارَكَ لَنَا فِي رَجَبَ وَ شَعْبَانَ، وَ بَلَّغَنَا رَمَضَانَ, شَهْرٌ مَبَارَك,ضَاعَفَ كُلَّ الْحَسَنَاتِ بَعَشْرِ أَمْثَالِهَا, وَأشْهَدُ أنْ لا إلهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ الكَرِيْمُ الغَفَّارُوَأَسْمَائِهَا الْحُسْنَى ، وَأشْهَدُ أنَّ مَحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُصْطَفَى المُخُتَارُ بِأَحْسَنِ أَوْصَافِهَا ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمِّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ مُتَلاَزِمَيْنِ مَا دَامَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُوَأَدْوَارِهَا ، أما بعدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقًاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ  

Sidang Jumu’ah rahimakumulloh,

Di hari yang mulia, pada jam yang mulia. Serta tempat yang mulia ini, khotib mengajak dirinya dan jamaah sekalian, marilah kita tingkatkan taqwalloh, dengan menjalankan perintah-perintahNya dilandasi istiqomah dan sabar, serta menjauhi segala apa yang dilarang dengan rasa ikhlas dan kesabaran yang sempurna. Karena ketakwaan yang baiklah yang menjamin keselamatan kita, di dunia dan akherat kelak.

 Thema khutbah kali ini adalah “ Meraih fadhilah  Ramadhan 1442 H “

 

Hadirin, Sidang Jumu’ah rahimakumulloh

Alloh menyimpan rahasia fadhilah suatu waktu yang telah ditentukan, dalam sehari semalam Alloh simpan kemuliaan waktu pada 2/3 akhir malam, dan dalam sepekan atau 7 hari, Alloh letakkan kemuliaan waktu pada hari Jumu’ah, demikian pula dalam setahun Alloh menetapkan Ramadhan sebagai bulan dan waktu yang amat mulia.

Tidak lama lagi bulan yang penuh kemuliaan itu akan dating menyapa kita kembali setelah waktu berputar selama setahun, lalu muhasabah kita, apa yang telah dan dapat kita rasakan dari keutamaan bulan Ramadhan itu di tahun yang lalu ? atau justru kita tidak mampu menangkap sinyal keberkahannya ?

Oleh sebab itu, sebelum ramadhan tiba, mari kita kenali dan pahami keutamaan-keutamaan serta amaliyah di dalam bulan tersebut, sehingga di akhir Ramadhan kita mampu meraih nilai jiwa yang fitrah sebagai orang mukmin yang bertaqwa, sebagaimana tujuan utama puasa Ramadhan, yang telah disebutkan Alloh dalam Q.S. al-Baqarah: 183

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa “

Hadirin, Sidang Jumu’ah rahimakumulloh

Agar tumbuh rasa cinta akan datangnya ramadhan, dan lalu dikenang serta dirindukan kehadirannya setiap tahun, maka harus dibedah rahasia ramadhan yang membuatnya begitu istimewa dan layak dirindukan.

 

Keutamaan pertama, Setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya, sebagaimana diterangkan dalam hadits,

 

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Artinya : Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

 

Dan setiap muslim rata-rata sudah tahu tentang hal itu, namun kenapa pelipatan pahala itu tidak memicu konsistensi perburuannya hingga akhir ramadhan, kemungkinan terdengar agak sulit dipercaya bahwa sebuah kebaikan dibalas dengan imbalan berlipat ganda, dan mereka menganggap biasa dan tidak istimewa karena imbalan itu tidak mereka terima cashfull saat itu juga, maka jawaban atas kebimbangan seperti ini adalah bahwa setiap amal muslim itu memang hampir 100% berorientasi akherat, atau dengan kata lain, bahwa pahala dan imbalannya akan berwujuds ebagai  investasi ukhrowi yang akan menjadi bekal untuk pulang ke kampung abadi di akherat.  Sedangkan yang diberikan di dunia hanyalah untuk sekedar memotivasi diri agar istiqomah, sebab seorang mukmin harus membatasi kenikmatan duniawi agar tidak terlena dan tertipu, sebagaimana yang Alloh peringatkan dalam Q.S. al-Hadid : 20

 

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

Artinya : “ Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Q.S. Al- Hadid: 20)

Dan lagi pula, keselamatan di kampung akherat itu butuh bekal yang amat sangat banyak, hal itu karena kehidupan akherat yang abadi, dan selisih perhitungan yang amat jauh dengan kehidupan di dunia yang bertaut : sehari di akherat samadengan seribu tahun di dunia, sebagaimana firman Alloh : “Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47)

Sehingga dibutuhkan bekal yang berlipat-lipat banyaknya dan itu dapat dipersiapkan oleh muslim dengan beribadah, khususnya yang pahalanya berlipat-lipat pula, dan tentu di bulan ramadhan-lah pahala berlipat itu dapat dengan mudah dicapai dan terpenuhi.

 

Hadirin, Sidang Jumu’ah rahimakumulloh

Keutamaan kedua, i’tikaf atau berdiam di masjid, meski ada pendapat yang memandang boleh I’tikaf di bulan selain ramadhan, namun yang lebih kuat pendapatnya adalah bahwa I’tikaf hanya boleh dilakukan pada bula ramadhan, dan sangat dianjurkan pada 10 hari terakhir ramadhan.

 

I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan mencari ridlo Alloh, sehingga dari segi kesulitan atau hal yang memberatkan, I’tikaf tidak termasuk dalam wilayah itu, namun efek yang bisa diraih dalam I’tikaf amatlah luar biasa, karena hanya dengan berdiam saja tanpa melakukan aktifitas ibadah apapun, seseorang yang I’tikaf mendapatkan pahala, apalagi jika ia mengamalkan amalaiyah ibadah, baik dzikir, membaca al-Qur’an atau tadabbur, maka pahalanya akan semakin berlipat pula.

 

Orang yang sering dan istiqomah dalam ber-I’tikaf tentu dapat merasakan ketenangan batin dan merasa sangat dekat dengan Alloh SWT, sehingga setiap bisikannya ia merasa akan selalu terdengar dengan jernih. Dan ketenangan batin itulah yang memotivasi dirinya untuk terus dan terus menantikan saat di mana dia dapat melakukan I’tikaf yang utama, sebagaimana yang menjadi kebiasaan kanjeng Nabi Muhammad SAW, dalam hadits Riwayat Aisyah radhiallahu ‘anha:

كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ   

“Biasanya (Nabi sallallahu’alaihi wa sallam) beri'tikaf pada sepuluh malam akhir Ramadan sampai Allah wafatkan. Kemudian istri-istrinya beri'tikaf setelah itu.” (HR. Bukhari, no. 2026 dan Muslim, no. 1172)

Hadirin, Sidang Jumu’ah rahimakumulloh

Keutamaan ketiga, Lailatul Qadar, sebagaimana yang difirmankan Alloh dalm Q.S. al-Qodr ayat 1-5, dan telah banyak dijelaskan, bahwa keutamaan lailatul qadar adalah setara atau senilai dengan 1000 bulan, dan itu sekitar 83/84 tahun, dan ini merupakan jumlah usia manusia yang matang.

 

Maka jika seorang muslim yang berpuasa ramadhan, lalu memenuhi malamnya dengan I’tikaf dan qiyam, tentu bisa menggapai lailatul qodar, dan efek lailatul qodar itu tentu akan menumbuhkan rasa cinta akan ramadhan, dan ramadhan menjadi saat yang selalu dinantikan dan dirindukan, sebagaimana nuansa syahdu yang dialami oleh para sahabat Rasulullah SAW, saat ramadhan akan berakhir, rata-rata mereka menangis sedih dan berharap bahwa sepanjang tahun dijadikan sebagai ramadhan.

 

Hadirin, Sidang Jumu’ah rahimakumulloh

Demikianlah beberapa keutamaan bulan Ramadhan yang sebentar lagi mendatangi kita.

 

Pada akhirnya, marilah kita berdoa mohon kepada Alloh, semoga usia kita dimampukan melahap fadhilah Ramadhan , dan mengisinya dengan amalan-amalan sholih sebagai bekal perjalanan kelak pulang ke kampong  akherat, semoga Ramadhan tahun ini lebih bernilai dari tahun-tahun sebelumnya, semoga kita menggapai derajat muttaqin, aamiin yaa mujibas-saa-iliin

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ, اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KE-2


اَلْحَمَدُ ِللهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ, الْعَظِيْمِ الْجَبَّارِ الْعَالِمِ بِمَا فِيْ الْضَمَائِرِ وَخَفِيِّ الأَسْرَارِ ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى النِّعَمِ وَتَوَلَّى كَالأمْطَارِ وَأَشْكُرُهُ شُكْرَ عِبَادِهِ الأخْيَارِ ، وَأشْهَدُ أنْ لا إلهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ الكَرِيْمُ الغَفَّارُ ، وَأشْهَدُ أنَّ مَحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُصْطَفَى المُخُتَارُ ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمِّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ مُتَلاَزِمَيْنِ مَا دَامَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ ، اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَ اعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا
, يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا فِى تَكْمِيْلِ اِسْلَامِهِ وَ اِيْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ.

قَالَ اللَّهُ تَعَالى فِى القُرْاَنِ الْعَظِيْم : إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ .