MENGURAI MAKNA IBADAH QURBAN DAN IBADAH HAJI
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ
للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ
الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ
وَللهِ اْلحَمْدُ.
الحَمْدُ لِلهِ
الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانِ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ
الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا
الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى
عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في
أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ
تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ
فَقَدْ قَالَ اللهُ
تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ .وقال ايضا : وَلِلَّهِ
عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ
فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Ma’asyiral Muslimin
wal Muslimat, Jamaah Idul Adha Rahimakumullah
Takbir bergema
diukamndangkan diseantero jagad menjelang masuknya kita tanggal 10 Dzul Hijjah,
pertanda Idul Adha tiba, maka ungkapan syukur kita adalah dengan mengagungkan
Asma Alloh dengan bertakbir, serta mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, semoga
sholawat dan salam tercurahkan atas beliau, para istri, anak, kerabat dan para
sahabat beliau.
Di hari yang mulia
ini, saya mengajak diri saya dan jamaah sekalian: marilah kita tingkatkan iman
dan takwa kita kepada Alloh, dengan takwa yang sesungguhnya, yakni menjalankan
perintah-perintahNya, serta menghundari dan menjauhi semua laranganNya..
Ma’asyiral Muslimin
wal Muslimat, Jamaah Idul Adha Rahimakumullah
Idul Adha adalah salah
satu hari raya dalam Islam yang di dalamnya menyimpan berbagai peristiwa
monumental dari peradaban kehidupan manusia di atas bumi. Peristiwa tersebut selanjutnya
diabadikan dalam sebuah ritual ibadah.
Dua ibadah yang sangat
identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah kurban dan ibadah haji.
Kedua ibadah ini mengandung nilai keteguhan keyakinan dan kokohnya keimanan, dan dibuktikan
dengan pengorbanan yang di dasari dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ،
وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin Hadirat Rahimakumullah
Ibadah kurban adalah
ibadah yang berawal dari sejarah ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk
mengorbankan putranya, Ismail, dengan cara disembelih. Berbekal keimanan yang kokoh, Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah
yang disampaikan Allah melalui sebuah mimpi. Namun, sebelum Nabi Ibrahim
menyembelih Ismail, malaikat membawa seekor kambing dari surga sebagai ganti
untuk disembelih. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Asshoffat: 102
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ
السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي
إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya:
“ Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Dari sejarah inilah
umat Islam diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban yang pada hakikatnya
merupakan sebuah ibadah untuk mengingatkan kita bahwa kita semua kembali kepada
tujuan hidup, yaitu beribadah kepada Allah. Sebagaimana disebutkan dalam
Al-Qur’an surat Adz-Dzaariyaat: 56
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidak Aku
ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.”
Hikmah dari ujian Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih
putranya adalah keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah SWT. Keikhlasan
menjadi salah satu kunci untuk memperoleh ridha Allah dengan menjalankan apa
yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jika kita
melaksanakan ibadah tanpa didasari oleh keikhlasan niscaya yang kita lakukan
akan menjadi sebuah kesia-siaan belaka.
إِنَّ اللَّهَ لا
يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
Artinya: Allah tidak menerima
amal, kecuali amal (ibadah) yang dilandasi keikhlasan dan karena mencari
keridhaan Allah SWT (HR. Nasa’i)
Maka pengertian ibadah
yang bertujuan untuk qurban atautaqorruban yakni mendekatkan diri kita kepada
Alloh agar selalu terjaga dalam beristiqomah melaksanakan kewajiban, pun
terjaga dari kekhilafan melanggar laranganNya.
Dan ibadah yang baik,
sempurna serta berbuah hasil adalah ibadah yang dilandasi dengan keikhlasan
yang prima, yakni seperti ikrar yang kita ucapkan setiap mengawali sholat, yakni
dalam bacaan doa iftitah :
اِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي ِﷲِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku dan
matiku hanyalah kerana Allah, Tuhan seluruh alam
Pada poin ini, sesungguhnya untuk menggapai
ridlo Alloh dibutuhkan perjuangan yang sungguh-sungguh, dengan beribadah kepada
Alloh secara istiqomah, dengan rela mengorbankan tenaga, waktu dan harta benda
agar ibadah bisa dilaksanakan secara istiqomah, dan tentunya akan mancapai
puncak prestasi ibadah jika dilakukan dengan peruh rasa ikhlas, lillaahi
ta’ala, hanya untuk Alloh SWT.
Tidak ada capaian tanpa perjuangan dan
pengurbanan
Dan tidak ada kwalitas capaian yang sempurna
kecuali dengan keikhlasan
Maka setiap manusia yang berjuang, dia musti
butuh pengorbanan, dan pengurbanan menjadi ringan dan menyenangkan, apabila
dilandasi dengan rasa ikhlash karena Alloh semata.
Ma’asyiral Muslimin
wal Muslimat, Jamaah Idul Adha Rahimakumullah
Adapun Hikmah lain
dari ibadah kurban.dapat dilihat dari makna kalimat kurban itu sendiri. Kurban
dalam Bahasa Indonesia berarti dekat. Oleh karena itu, kurban dapat diartikan
mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi
larangan-Nya melalui wasilah hewan ternak yang dikurbankan atau disembelih.
Pada hari nahr ini.
Atau jika kita tidak
mampu untuk menyembelih binatang qurban, tentu kita tetap berazam untuk selalu
dekat dengan Alloh, dan itu bisa wasilahi dengan mengorbankan hal-hal lain
selain binatang qurban.
Seperti mengorbankan
waktu, di mana di tengah-tengah kesibukan kita, kita harus mau negurbankan
waktu sesaat untuk melaksanakan kewajiban sholat, wirid dan dzikir, jika kita
berazam untuk dengat dengan Alloh.
Atau juga berkurban
dengan tenaga kita pada bidang-bidang perjuangan yang dibutuhkan sokongan
tenaga. Dan lainnya.
Namun yang perlu
diingat, adalah bahwa setiap pengurbanan itu amatlah berat untuk
direalisasikan, karena dalam berqurban kita harus melawan nafsu-nafsu sayyi’ah
seperti kikir,bakhil, tamak, egois dan kurang qona’ah.
Maka marilah kita
jadikan momen idul Adha 1439 H ini sebagai pemicu semangat kita untuk
meningkatkan intensitas perjuangan demi tegaknya Islam, dan mari kita lawan
diri kita sendiri dengan selalu
memotivasi agar dengan ikhlas dan suka rela mau berqurban.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin
wal Muslimat, Jamaah Idul Adha Rahimakumullah
Ibadah selanjutnya
yang identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah haji ke Tanah Suci
Makkah. Ibadah haji merupakan kewajiban bagi kita umat Islam yang memiliki
kemampuan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam surat Ali Imran
ayat 97:
وَلِلَّهِ عَلَى
ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِ
نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
dari semesta alam.“
Mampu melaksanakan
Rukun Islam yang kelima ini memiliki arti siap untuk mengorbankan harta yang
dimiliki sebagai wujud syukur atas nikmat harta dan kesehatan untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Kesiapan kita mengorbankan harta untuk menjadi tamu
Allah di Baitullah sekaligus mengajarkan kepada kita untuk menjauhi sifat kikir
dan cinta terhadap kekayaan materi.
Pengorbanan kita dalam
berhaji juga mengajarkan kepada kita untuk tidak membangga-banggakan kekayaan
ataupun kelebihan yang kita miliki karena pada dasarnya semua itu adalah
karunia dan anugerah dari Allah. Sudah seharusnya semua itu kita syukuri untuk
menjadi modal kita untuk tekun beribadah kepada Allah SWT.
Ibadah haji juga
mengajarkan kepada kita untuk saling membantu dan saling bekerja sama dengan
orang lain. Seperti yang kita ketahui, perjalanan ibadah haji ditempuh dengan
berduyun-duyun dalam sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan kesulitan
dan pengorbanan.
Di dalamnya harus
diikuti dengan semangat juang tinggi tanpa putus asa disertai dengan
kedisiplinan dan kesabaran untuk mencapai sebuah tujuan. Akhlaqul Karimah
kepada sesama manusia juga harus dikedepankan diiringi dengan kesadaran bahwa
niat kebaitullah adalah untuk beribadah. Bukan untuk yang lain.
Dengan niat yang
benar, ibadah haji harus dapat membangkitkan semangat dan kesadaran diri untuk
saling mengingatkan dalam kebenaran, menasehati dalam kesabaran dan menebarkan
kasih sayang kepada seluruh ciptaan Allah SWT.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ،
وَللهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral Muslimin
wal Muslimat Rahimakumullah
Ibadah haji juga
merupakan wujud ketaatan dan ketundukan kita kepada perintah Allah SWT. Ibadah
haji adalah ibadah yang sudah ditentukan waktunya dengan artian harus
meninggalkan aktifitas duniawi untuk fokus beribadah bagi kepentingah ukhrowi.
Dalam ibadah haji para
jamaah melakukan rangkaian ibadah sebagai upaya membersihkan diri dari dosa
seraya mengharapkan ampunan, rahmat, dan ridha Allah SWT. Mereka juga melatih
kesabaran dengan kedisiplinan rangkaian ibadah sekaligus melupakan urusan dunia
yang sering membuat hati manusia lalai mengingat Allah SWT.
Dengan hanya
mengenakan kain ihram berwarna putih, para jamaah diingatkan dengan kain kafan
ciri khas dari kematian yang pasti akan datang kepada setiap yang bernyawa.
Kita berasal dari Allah dan hanya kepada-Nyalah kita akan kembali. Kita pasti
akan berpisah dengan semua yang kita cintai dan berpisah dengan yang mencintai
kita. Semua akan kembali kepada sang pemilik yang hakiki, Allah SWT.
Dalam ibadah haji,
jamaah juga melakukan ibadah lainnya seperti Tawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak
tujuh kali dan melakukan lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah yang
dinamakan dengan Sa'i. Dalam ibadah ini para jamaah berdoa untuk senantiasa
mendapatkan pertolongan Allah SWT dan perlindungan dari dosa yang timbul dari
hawa nafsu dan godaan Setan.
Ibadah Towaf dan Sa'i
memiliki makna yang mendalam agar kita senantiasa berusaha tanpa henti dan
berhijrah melalui bentuk aktivitas berlari untuk meraih kemuliaan dengan berserah
diri kepada Allah. Dengan senantiasa membersihkan hati dari sifat yang tercela,
kita harus menanamkan tekad untuk mencapai puncak kesucian.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ،
وَللهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral Muslimin
wal Muslimat Rahimakumullah
Allah SWT telah
menjanjikan Surga Allah SWT kepada umat Islam yang melaksanakan haji dengan
niat tulus karena Allah dan dapat meraih predikat mabrur.
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ
لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya: haji yang
mabrur tiada balasan baginya kecuali surga (HR. Nasa’i).
Lalu, apa yang
dimaksud dengan haji mabrur? Haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri
kemaksiatan. Hal ini sesuai dengan makna kata “al-mabrur” yang diambil dari
kata al-birr yang artinya adalah ketaatan. Dengan kata lain haji mabrur adalah
haji yang dijalankan dengan penuh ketaatan sehingga tidak tercampur dengan
dosa. Haji mabrur juga merupakan haji yang maqbul atau diterima oleh Allah dan
akan dibalas dengan al-birr (kebaikan) yaitu pahala.
Haji mabrur dapat
ditandai dengan terlihatnya seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya dan
tidak mengulangi perbuatan maksiat dan dosa yang ia lakukan.
Ma'asyiral Muslimin
wal Muslimat Rahimakumullah
Dengan hikmah dua
ibadah ini yaitu kurban dan haji, sudah merupakan kewajiban bagi kita selaku
umat Islam untuk menyakini bahwa Allah memiliki tujuan dalam memberikan setiap
perintah kepada manusia. Allah pasti akan memberikan yang terbaik kepada kita
jika kita juga berbuat baik dan mematuhi perintah-Nya. Keyakinan dan keikhlasan
untuk mematuhi perintah-Nya akan membawa kebaikan kepada kita.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ،
وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin
wal Muslimat Rahimakumullah
Akhirnya marilah kita
berdoa memohon kepada Allah SWT agar semua ibadah yang kita lakukan mendapatkan
ridha dari Allah SWT.
Semoga Alloh
menjadikan kita sebagai hambaNya yang ringan untuk berqurban baik dengan harta,
waktu, jiwa ataupun . sarana qurban yang lain
Semoga Alloh
menyampaikan kita, keluarga kita dan dzurriyyah keturunan kita ke Mekkah, Madinah, dan Arafah untuk menjadi
tamu-Alloh, dan untuk menjalankan ibadah
haji dengan ikhlas dan sempurna, dan semoga Alloh menerima amal ibadah kita,
aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ
اللهُ
اَكْبَرْ (3) اللهُ اَكْبَرْكَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ
اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً ، لاَ إِلَهَ إِلاّ الله اللهُ اَكْبَرْ, اللهُ
اَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْد.
الْحَمْدُ للهِ
الَّذِىْ بَسَطَ لِعِبَادِهِ مَوَاعِدَ إِحْسَانِهِ وَإِنْعَامِه ، وَأَعَادَ
عَلَيْنَا فِى هَذِهِ الأَيَّاّمِ عَوَائِدَ بِرِّهِ وَإِكْرَامِه ، أَحْمَدُهُ
سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى جَزِيْلِ إِفْضَالِهِ وَ إِمْدَادِهْ ، وَأَشْكُرُهُ
عَلَى كَمَالِ جُوْدِهِ بِعِبَادِهِ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِىْ مُلْكِهْ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَّادِهْ ،
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الكَرِيْمِ
وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا أُمَرَاءَ الْحَجِيْجِ لِبِلاَدِ اللهِ الْحَرَامِ
وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا, أَمَّا بَعْدُ.
فَيَا أَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهْ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ
تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى
بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ
الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
0 Komentar